ingin menari, bersama jiwamu ^^

menulis

satu ritual ajaib yang kutahu -sejak dulu- sangat membantu.
Pertama mengenalnya, ketika segala sendu dan abu abu menjadi suatu yang tak lagi baru. Lalu, tergerak jemari untuk mencoretkan rasa, sebab lisan tak bersedia membunyikan lara.
Maka kemudian, tulisan itu berdarah darah,  dan basah.
Tak jarang, pensil kutekan kuat kuat, hingga koyak kertas yang tak pernah bersalah.
Kuat kuat kucoba tidak mempersalahkan siapapun, sebab abu abu hidupku bukan goresan pena manusia. Bahkan kanvas dan cat warnanya sama seperti yg dimiliki pelangi.
Ketika semakin lama, abu abu memudar, pendar pendar warna lain bertaburan, pena dan kertas jarang bersentuhan. Aku  sibuk menghitung jingga, kuning, merah dan biru.
Hingga kelamaan, jemari menjadi kaku, tak lagi lincah  seperti dulu.
Rindu..
Kerap kali rindu. Lalu sekali dua, mencoba gemulai, namun rasanya alunan nada dan musik hati tak sama lagi. Patah di tengah. Tak kunjung rampung.
Hingga di keesokan, juga lusa dan hari hari berikutnya, merasa cukup dengan hanya menyaksikan gempita panggung dansa, ketika jiwa jiwa lain bersorak, berlagu, bercengkerama dalam aksara tak henti hentinya.
Takjub. Mata dan jiwa yang hanya menikmati saja, mencicipi banyak porsi perbendaharaan rasa baru bagi jiwaku.

Rindu berseru seru
Tidakkah ingin menjadi satu diantara jiwa yang menari, dalam gempita panggung kehidupan, menjadi bagian dari keindahan yang menggoreskan warna berbeda bagi kejora jiwa lainnya?

Komentar

 

Copyright © 2011 SATU SEMESTA All rights reserved.
Converted To Blogger Template by Blogspot Templates Theme By- WooThemes