lirih

Malam masih temaram, dan gulita belum sepenuhnya bertahta.
aku dan lamunanku kian erat memanjat batang batang angan yang telah sejak lama terpendam.
ttg masa depan, ttg pekerjaan, dan segala keruwetan remah remah dunia.

"bismillahirrahmaanirrahiim"
sebuah suara lembut dari kamar sebelah memutus rajutan anganku.
bismillahirrahmaanirrahiim"
sebuah suara lain yang lebih berat menirukan dengan sangat lirih.
Jeda sejenak.
Disusul lantunan Al Fatihah terpatah patah
bergantian.
suara lemah lembut perempuan itu menuntun si laki laki mengikuti.



"uwis. aku raiso."
keluh si laki laki ketika suara perempuan itu melai melafalkan An Naas.
"niki sinau ngaji, pak, dhawuhe Kanjeng Gusti"
suara berat yang sepagian tadi berteriak teriak hingga serak, terkadang sambil mengayun apapun yang bisa teraihnya saat itu, entah cangkul, sabit atau sekadar bilah bambu menyahut lirih.
sangat lirih.
"aku raiso,buk."

isak samar itu menggema di kepalaku.
bersahutan dengan isak milikku.
sementara mataku menelusur bisu dinding pemisah dua ruang ini.
terlukis sepotong petang ketika perempuan itu memeluk senja dengan satu satunya ingin yang pernah diutarakannya
"Nduk, Ibu pengen runtang runtung neng mesjid karo bapakmu"

Komentar

 

Copyright © 2011 SATU SEMESTA All rights reserved.
Converted To Blogger Template by Blogspot Templates Theme By- WooThemes